TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Rencana Jahat {11}



Rencana Jahat {11}

0"Aku baik-baik saja, Dayang Lee. Percayalah. Hanya saja ini sudah cukup terang untuk kita membahas hal ini, tidakkah kalian mungkin memiliki pekerjaan lain sekarang?" tanya Liu Anqier pada akhirnya, dia seolah mengalihkan sebuah pembicaraan, yang membuat Lee Huanran dan Zhao Mimi kembali saling pandang.     
0

"Selama Emo Shao Ye pergi dari istana, pekerjaan kami adalah menemanimu. Panglima Jiang menyuruh kami untuk selalu ada di sini agar bisa menemanimu," jelas Zhao Mimi.     

Liu Anqier pun hanya bisa mengangguk, kalau sudah Jiang Kang Hua yang mengatakan hal itu, maka dia tidak bisa berkomentar lagi sekarang.     

"Anqier…," panggil Lee Huanran, yang kini sudah tidak memakai bahasa formal lagi sekarang. "Semalam katanya Panglima Jiang keluar dari perpustakaan Dayang. Sebenarnya apa yang terjadi, Anqier? Sebab setelah itu dia terlihat keluar dari kamarmu dengan keadaan yang sangat tidak wajar,"     

Mendengar hal itu, Liu Anqier tampak kaget bukan main. Bagaimana tidak kaget, jika Liu Anqier ditanya seperti itu. bagaimana bisa dia mengatakan hal yang sebenarnya. Ini adalah hal yang sangat buruk.     

"Ehm, Panglima Jiang bersama dengan Selir Cheng semalam di perpustakaan…," kata Liu Anqier pada akhirnya. "Sepertinya karena dia sedang dirayu oleh Selir Cheng seperti apa yang terjadi oleh Penasihat Li,"     

"Lalu? Kenapa dia malah datang ke tempatmu, Anqier?" tanya Lee Huanran yang agaknya sangat penasaran.     

"Dari mana kau tahu itu, Huanran?" tanya balik Liu Anqier yang dia enggan untuk menjawab hal tersebut.     

"Karena aku melihatnya sendiri, saat aku mengambil selimut yang ada di kamar Dayang kita. Aku melihat Panglima Jiang menekan dadanya, kemudian dia duduk di depan dengan aneh,"     

Liu Anqier kembali menelan ludahnya dengan susah, dia bingung. Benar-benar bingung. Apa yang harus dia lakukan.     

"Panglima Jiang datang ke kamarku karena dia ingin membahas hal-hal yang tidak bisa aku mengerti. Ya, seperti itulah," jawab Liu Anqier pada akhirnya.     

Tak berapa lama, Jiang Kang Hua pun datang. Sambil membawa beberapa Dayang dan membawa makanan yang ada di atas nampan. Makanan itu ditaruh di atas meja, kemudian setelah makanannya sudah siap, para Dayang kembali undur diri.     

Jiang Kang Hua tampak memandang Lee Huanran dan Zhao Mimi secara bergantian. Agaknya dia menjadi bahan pandangan oleh mereka. apa yang terjadi? Seolah dia sedang diperbincangan oleh mereka.     

"Ada apa? Apakah ada sesuatu yang terjadi?" tanya Jiang Kang Hua pada akhirnya.     

Lee Huanran dan Zhao Mimi pun hanya bisa tersenyum, kemudian dia menggaruk tengkuknya yang tak gatal.     

"Ehm, sebenarnya kami sedang membahas tentang Panglima Jiang…," jujur Lee Huanran. "Karena semalam hamba tidak sengaja melihat Panglima Jiang dari perpustakaan Dayang, lalu Panglima Jiang datang ke kamar Dayang Liu. Jadi hamba bertanya kepada Dayang Liu, apa yang terjadi ketika Panglima Jiang di kamar Dayang Liu. Karena setelah Panglima Jiang keluar dari kamar Dayang Liu, Panglima Jiang tampak sedang terluka parah," jelas Lee Huanran pada akhirnya.     

Jiang Kang Hua hanya bisa diam, dia juga bingung harus menjawab apa. Tidak mungkin sekali bukan, jika dia akan mengatakan kalau dia telah mencumbu Liu Anqier.     

Sementata Zhao Mimi agaknya paham. Bagaimana tidak, dia bisa melihat dengan jelas aura Jiang Kang Hua pada tubuh Liu Anqier. Dan dia tahu satu fakta jika, laki-laki mana pun yang mencoba menyentuh Liu Anqier akan mengalami sesuatu yang aneh. Mereka akan memuntahkan darah segar, seperti orang yang terkena tenaga dalam yang sangat berat. Dan kemungkinan, yang membuat Zhao Mimi berpikir jika Jiang Kang Hua masih dalam keadaan bernafu karena menghindari rayuan dari Cheng Wan Nian, jadi dia masuk ke kamar Liu Anqier untuk melampiaskannya. Meski itu tidak sampai keduanya melakukan hubungan badan. Terlihat jelas dari mimik wajah tegang Liu Anqier, dan Zhao Mimi tahu, kalau Liu Anqier tidak mungkin bisa bersikap biasa ini tidak terjadi hubungan badan. Dia tahu betul siapa Liu Anqier, jika apa yang dilakukan oleh Jiang Kang Hua melebihi batas, pastilah dia akan memilih untuk mengusir Jiang Kang Hua. Dan Jiang Kang Hua tidak mungkin berada di sini dengan seluasa ini.     

"Oh, aku telah meminum racun tidak sengaja. Datang ke kamar Dayang Liu karena di amemiliki ramuan abadi itu. jadi aku meminumnya untuk menetralkan tubuhku. Itulah kenapa aku terbata keluar dari kamar Dayang Liu untuk menyembuhkan diri. Memangnya kau pikir apa yang aku lakukan dengan Dayang Liu di kamar?" ucap Jiang Kang Hua. Mimik wajahnya agak dingin, membuat Lee Huanran menundukkan wajahnya, dia jadi tidak enak hati karena hal itu.     

"Oh, maafkan hamba Panglima Jiang. Sungguh, hamba benar-benar tidak bermaksud membuat Panglima Jiang berpikir aneh. Hamba hanya cukup penasaran dengan hal itu," kata Lee Huanran lagi.     

Liu Anqier kemudian tersenyum, lalu dia memberikan mangkuk kepada Lee Huanran beserta dengan sumpitnya.     

"Makanlah, jangan banyak bicara," kata Liu Anqier. Lee Huanran akhirnya tersenyum juga. setidaknya sahabatnya itu bisa mencairkan suasana, yang berhasil membuatnya tidak merasa canggung sekarang.     

Untuk kemudia, secara tidak sengaja Liu Anqier dan Jiang Kang Hua saling ingin mengambil satu mangkuk. Kedua tangan mereka saling bersentuhan, membuat keduanya saling pandang sejenak lalu keduanya tampak canggung satu sama lain dan memilih mengurungkan niat mereka untuk mengambil mangkuk itu.     

Setelah itu, Liu Anqier tersenyum samar, membuat Zhao Mimi agaknya merasa kesal kepada keduanya. Ya, bisa jadi Liu Anqier canggung dengan apa yang terjadi semalam. Tapi bagaimana bisa Jiang Kang Hua juga melakukan hal yang sama.     

"Silakan makan, Panglima Jiang," kata Zhao Mimi. Liu Anqier pun menoleh pada Zhao Mimi. Satu sosok yang sama sekali tidak bisa ditipu oleh ucapannya sama sekali. Liu Anqier bisa menebak jika Zhao Mimi telah mengetahui apa yang telah terjadi semalam.     

Setelah itu mereka makan dalam diam. Hanya ada sesekali Lee Huanran berceletuk mencoba untuk mencairkan suasana namun akhirnya gagal.     

"Baiklah, sepertinya aku harus mengurus beberapa hal dulu sekarang," putus Jiang Kang Hua. Dia bangkit dari duduknya, kemudian dia memandang Liu Anqier sekilas dan mengambil pedang kesayangannya.     

"Apakah Panglima Jiang akan kesini lagi?" tanya Zhao Mimi. Jiang Kang Hua kembali mengangguk.     

"Setelah memastikan ada hal-hal yang mungkin mencurigakan dan aku ingin melihat apa yang dilakukan oleh Selir Cheng selama ini," kata Jiang Kang Hua lagi.     

Jiang Kang Hua kembali memandang Liu Anqier, kemudian dia menelan ludahnya dengan susah. Keluar tanpa mengatakan apa pun lagi, hingga Lee Huanran menepuk bahu Liu Anqier setelah kepergian dari Jiang Kang Hua.     

"Anqier, apakah kau tak melihat? Kenapa sepertinya Panglima Jiang selalu memerhatikanmu lebih. Seolah-olah dia telah jatuh hati kepadamu,"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.